Selasa, 23 April 2013

Traveling to Lombok








Update soon.. :)

Semua orang bisa menjadi Developer Properti !


Ya, Anda tidak sedang salah membaca. Telah dibuka pendaftaran untuk belajar mengenai cara menjadi developer property secara gratis. Peserta hanya dikenakan biaya yang murah sebesar Rp 250.000. Dengan biaya tersebut Rp150.000 dipakai untuk pembiayaan buku serta modul tentang menjadi seorang developer, mengikuti training rutin dan mendapatkan tabungan senilai Rp 100.000 di rekening BNI Syariah.


Program belajar menjadi Developer Property ini menargetkan 100 partisipan. Program ini dimulai tanggal 15Mei Mendatang.
Pendaftaran dibuka sampai tanggal 14Mei2013 dan dapat dilakukan dengan mendatangi langsung kantor Piarra property,
Jl Pandang Raya Ruko Saphire III no 7, Panakukang, Makassar. Ph. (0411) 456 688.




Pulau Lanjukang , Perjalanan ke Surga dunia penuh makna


Tulisan ini juga dimuat di Soulmaks Magazine edisi April 2013.
Bisa dibaca disini





Wisata bukan lagi menjadi kebutuhan tersier atau prestigious, bagi sebagian kalangan atau bahkan setiap orang sudah merupakan kebutuhan wajib atau primer di kala gaya hidup kaum urban sekarang ini. Wisata bukan lagi sesuatu yang mahal tetapi dapat dijangkau bagi sebagian besar atau semua kalangan.

Wisata pun tidak harus jauh, sampai ke luar kota atau bahkan ke luar negeri. Warga kota yang disibukkan di tengah hiruk-pikuk metropolis dan pembangunan kota Makassar butuh hiburan di akhir pekan yang tidak terlalu jauh dan terjangkau. Pertumbuhan kota yang pesat dengan taman hiburan dan cafe terkadang bukanlah solusi yang dicari. Masyarakat terkadang ingin mencari tempat untuk menemukan kedamaian dengan suasana yang tenang.

Makassar yang dikenal sebagai area spermonde yang dikelilingi oleh beberapa pulau kecil di sekitarnya menjadi jawaban bagi penikmat kedamaian untuk lari sejenak menjernihkan pikiran dari segala rutinitas. Di sebelah barat ke arah selatan sejauh 9mil atau 14,4km dari kota Makassar terdapat sebuah pulau nan eksotis dan sangat indah. Pulau ini dikenal dengan nama Lanyukang atau Lanjukang. Pulau ini merupakan pulau terluar yang masih termasuk dalam teritori wilayah kota Makassar.
Untuk menuju tempat ini dapat dijangkau dari Dermaga Kayu Bangkoa atau Dermaga di samping POPSA. Untuk kapal kayu motor kecil dengan kuota 8-10orang bisa ditawar dengan harga 1-1,5juta pulang pergi atau jika pergi rombongan dengan kuota 20-25orang bisa mengambil kapal kayu yang lebih besar dengan kisaran 1,5-2juta serta 3juta untuk kapal tingkat dengan kapasitas 50-60orang. Estimasi waktu perjalanan sekitar 3-4jam tergantung kondisi ombak. Disarankan untuk berangkat ke pulau pagi jam 7 dan pulang esok hari sebelum jam 1siang.





Pulau Lanjukang dihuni oleh 13 kepala keluarga dengan penduduk sekitar 52orang. Pulau seluas 6ha ini memiliki latar belakang sejarah. Konon pulau ini dulu dihuni oleh pasukan Belanda untuk berjaga-jaga dari serangan sekutu dan musuh di perbatasan terluar Makassar. Untuk menjaga pulau ini beberapa masyarakat ditempatkan dan diperjakan di pulau. Pulau yang kecil membuat beberapa orang tersebut melakukan pernikahan secara kekerabatan sampai dengan saat ini yang membuat perawakan mereka menjadi sedikit unik yaitu sedikit lebih pendek dengan tinggi sekitar 1-1-5 meter.


Keindahan pulau ini tak diragukan lagi. Di beberapa titik bahkan masih perawan atau belum pernah dijangkau wisatawan. Suasana nya begitu tenang dan asri dengan banyak pohon kelapa. Sudah terdapat 1 resort atau rumah panggung besar dengan dua kamar di pulau ini yang menurut informasi dapat dipesan melalui Hotel Pantai Gapura dengan tarif 1,5juta per malam. Tapi jangan khawatir bagi Anda yang senang dan menginginkan suasana alam, Anda boleh camping di pinggir pantai ataupun tinggal di rumah warga jika ingin merasakan kehangatan masyarakat yang siap membantu dengan cukup memberi bantuan materi seadanya.








Biota laut dan ikan di perairan pulau sangat beragam dan bervariasi. Sayangnya di beberapa titik terlihat rekam jejak terumbu karang yang rusak akibat penangkapan ikan dengan cara yang salah menggunakan bom ikan. Kejernihan air sangat jelas terlihat sampai kedalaman 5-10meter dibawah laut sehingga masih dapat melihat ikan dan karang dari atas kapal. Di Pulau ini terdapat satu mercusuar di tengah pulau yang sudah tidak digunakan lagi. Selain itu terdapat sebuah mesjid dan beberapa sumur warga yang airnya masih payau cukup untuk membilas diri, mandi, ataupun bahkan ada sumur yang airnya tawar digunakan untuk kebutuhan air minum.
Berkunjung di pulau ini tidak hanya membawa kesenangan dengan indahnya panorama alamnya tetapi dapat dijadikan perjalanan penuh makna dengan silaturahmi dengan warga pulau serta memberi bantuan semampu kita. Masyarakat pulau ini sangat senang dikunjungi oleh wisatawan karena percaya wisatawan adalah berkah tersendiri yang selalu membantu mendatangkan rejeki bagi mereka. Jika berkunjung ke pulau ini tidak ada salahnya membawa beras dan mie instan untuk dibagikan kepada warga sebab seringkali mereka sangat kesusahan untuk membeli bahan makanan sehari-hari. Kita juga dapat membeli cumi, udang, dan ikan hasil tangkapan warga dengan harga yang sangat murah seperti hanya 20rb untuk cumi-cumi segar per kg. Atau untuk minum kelapa muda di siang hari sangat banyak tersedia di pulau ini dan bisa meminta tolong warga untuk dicarikan.



Pasokan listrik belum ada di pulau ini, hanya dua genset sumbangan yang dipakai untuk penerangan ala kadarnya melalui beberapa lampu hemat energi di rumah warga. Untuk kesehatan jika ada warga yang sakit biasanya ke pulau Langkai yang sudah terdapat puskesmas. Di pulau ini dulu pernah ada guru yang mengajar anak-anak membaca dan menulis di rumah warga tetapi karena tidak betah maka anak-anak harus ke pulau lain untuk mengenyam pendidikan dan ada yang tidak bersekolah. Masyarakat sangat bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kunjungilah pulau ini dan Anda tidak hanya berwisata menikmati alam tetapi juga wisata religi dalam kebersamaan dengan warga. Diharapkan adanya bantuan pemerintah kota Makassar untuk kebutuhan listrik dan air bersih serta kesehatan dan pendidikan di pulau nan eksotis dan indah ini.






Beberapa TIPS jika mengunjungi pulau Lanjukang antara lain:
-Membawa beberapa air galon untuk kebutuhan minum, masak nasi dan makanan, bilas, dan keperluan sanitasi lainnya.
-Membawa beras 1kg/org dan minyak tanah 5liter lebih untuk kebutuhan masak dan sisanya dapat dibagi ke warga setempat. Jika ingin menyumbang sebaiknya membeli ukuran besar 25kg beberapa karung daripada ukuran kecil karena masyarakat di pulau ini masih memiliki hubungan kekerabatan.
-Bawa makanan dan cemilan yang cukup. Tidak ada warung atau penjual makan di pulau. Anda boleh mencoba PotLuck system yaitu sistem mengumpulkan bahan makanan dari peserta yang ikut kemudian dikumpulkan menjadi satu untuk dimasak, dibagi dan dinikmati bersama (Nasi Bungkus, Ikan kaleng, telur, Mie instan, Roti, dan Biskuit). Sediakan peralatan makan plastik.
-Jika berencana Camping atau berkemah, bawa perlengkapan pribadi Anda (Tenda, Sleeping Bag, Matras, Tikar, Sarung, Jaket, Obat nyamuk/Autan, dan Jaket). Anda dapat tidur di rumah warga dengan minta ijin terlebih dahulu.
-Tidak ada jaringan operator selular di pulau ini serta tidak ada listrik. Bawa lampu senter dan cas Anda. Hanya ada generator warga untuk penerangan seadanya mulai pukul 6sore-10malam.
-Peralatan Snorkeling, kacamata renang, life jacket dan perlengkapan renang lainnya.
-Kamera dengan resolusi yang tinggi dan casing untuk underwater. Sediakan memori yang besar serta kondisi baterai prima dan baterai cadangan.